“Belajarlah dari Barat, tapi jangan jadi peniru Barat, melainkan jadilah murid dari Timur yang cerdas. Karena Tujuan pendidikan itu untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan serta memperhalus perasaan.
Kalau sistem itu tak bisa diperiksa kebenarannya dan tak bisa dikritik, maka matilah Ilmu Pasti itu.
Ingatlah Idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh pemuda.” (Tan Malaka)
_______________

Pemuda-Pemuda yang Lugu, Jujur dan Tulus akan mengalami perkembangan pesat saat mereka berada pada dunia baru, yaitu dunia kerja. Mereka akan melakukan apapun untuk mempertahankan dirinya agar tetap bekerja di tempat yang memberinya harapan.

Tempat kerja membentuk karakter tersendiri pada diri pemuda, apalagi para pemuda yang berada di instansi pemerintah.

Pemuda-pemuda yang berada di instansi pemerintah pada awalnya niat mereka suci untuk mengabaikan diri mereka pada pemerintah namun niat itu tidak mudah untuk di implementasikan, karena mereka berada pada sistem yang mengaharuskan mereka menjadi apa yang di inginkan sistem dan yang di inginkan orang-orang yang mengendalikan sistem itu sendiri.

Mereka di hadapkan pada realita kehidupan yang hendonis, apatis dan di penuhi KKN, sehingga karakter dan niat suci terkikis secara perlahan hingga akhirnya meraka membentuk pribadi yang sesuai ke inginan sistem dan pengendali sistem.

Perkembangan teknologi yang semakin pesat memudahkan setiap pimpinan intansi untuk mengontrol kinerja bawahannya, dengan mengirimkan gambar melalui handphone kinerja di anggap maksimal.

Dari pimpinan eksekutif (Walikota dan Wakil Walikota) dengan mudah mengontrol, menghimbau dan memberi intruksi kepada kepala dinas Satuan Kerja Pegawai Daerah untuk melaksanakan apa yang menjadi ke inginan baik melaksanakan program kerja maupun pribadi.

Dari kepala atau pimpinan SKPD setiap instansi mereka meneruskan intruksi atau perintah dari pimpinan eksekutif kepada para kepala bagian, dari kepala bagian meneruskan kepada kepala seksi dan dari kepala seksi kepada staff dan yang paling bawah yaitu mereka pemuda-pemuda yang diharuskan melakukan sesuatu yang mereka sendiri tidak memahami tujuannya, untuk kepentingan masyarakat atau hanya mengisi kantong-kantong pejabat.

Para pemuda-pemuda dengan maksimal melakukan pekerjaannya hingga mereka tidak mengenal waktu bahkan harus mengorbankan hari libur dan kebersamaan keluarga mereka, namun karena keserakahan dan ketamakan para pimpinan SKPD jarang ada yang memikirkan kepentingan dan kebutuhan para pemuda yang membela mati-matian demi kepentingan jabatan dan kebutuhan pujian dari pejabat eksekutif, sehingga walaupun waktu, tenaga dan biaya mereka terkuras habis, pekerjaan mereka tidak mendapatkan respon yang positif malahan mereka mendapat pandangan dan penilaian yang negatif.

Dan pimpinan SKPD selalu mengutamakan kepentingan pribadi agar mendapatkan jabatan dan bonus tunjangan dari para eksekutif.

Sikap dan sifat menghamba yang berlebihan dan menuhankan pimpinan eksekutif demi jabatan dari jaman kolonial tetap terpelihara dengan baik.

Inilah realita dari sistem pemerintahan yang di ciptakan penjajahan untuk menjajah, sehingga tongkat estapet penjajahan terus menerus tanpa henti.

Sifat menjilat, berkhiatan, saling menjatuhkan, saling memupuk citra tanpa kinerja dan menghalalkan segala cara (KKN) untuk kepentingan pribadi dan keluarga serta golongannya akan mengkristal  menjauhkan cita-cita bangsa dan negara untuk menjadi negara yang mandiri di bidang ekonomi, berdaulat di bidang Politik dan berkepribadian kebudayaan.

Maka wajar jika negara saat ini sebagian besar di kuasai asing, karena para pengambil kebijakan, penegakan hukum serta pelaksanaan program kerja pemerintah di lakukan oleh pemuda-pemuda pemegang tongkat estapet kolonial untuk menjajakan sistem kolonial dan tunduk terhadap intruksi Asing dan Aseng.

Sudah saatnya kita yang menyadari sebuah kesalahan dari sistem kolonial yang terus-menerus berkembang untuk melakukan tindakan dan menghimpun kekuatan.

Hanya dengan perlawanan dan pergerakan dari pemuda-pemuda yang sadar adanya kesalahan dalam birokrasi dan sistem pemerintah, maka kolonialisme dan Imperialisme bisa di Hentikan.

Mendiamkan kesalahan adalah kejahatan. Saat inilah kita mulai bersungguh-sungguh dalam belajar, mendalami tauhid, menjalankan strategi dengan kecerdasan dan merapatkan barisan menuju perubahan yang menjadi harapan bangsa dan negara.

“Kalau mati, dengan berani; kalau hidup, dengan berani.
Dalam hidup kita, cuma satu yang kita punya, yaitu keberanian.
Kalau tidak punya itu, lantas apa harga hidup kita ini?
Kalau keberanian tidak ada, itulah sebabnya setiap bangsa asing bisa jajah kita. (Pramoedya Ananta Toer)

_____The End.

(Catatan Harian Morsse Murbais, Minggu, 13 maret 2016,  22.17 Wib).

 

Penjajahan terjadi karena adanya keserakahan dan kelemahan. Setiap penjajahan maka akan menimbulkan korban dan menyakitkan.

Penjajahan itu bisa berupa Fisik ataupun Mental, yang berkaitan dengan fisik dapat kita lihat dengan indra kita dan wujudnya nyata, sedangkan yang berkaitan dengan mental itu tidak terlihat namun sangat mudah kita rasakan.

Di era serba sulit saat ini, salah satu faktor yang membuat para pemuda mengalah untuk diam dan tunduk terhadap penjajahan adalah saat mereka telah selsai menempuh pendidikan baik itu sekolah menengah atas, ataupun perguruan tinggi. Setelah mereka lulus maka mereka berhadapan dengan persoalan-persoalan pribadi dan lingkungan, salah satu masalah pokok yang mereka hadapi adalah sempitnya lapangan kerja serta Faktor Nepotisme dilembaga, Intansi negeri maupun swasta, dan Perusahaan.

Persoalan internal pemuda saat ini salah satu yang terberat adalah kebutuhan pribadi dan keluarga. Sehingga dengan sempitnya peluang mendapatkan pekerjaan yang layak, maka pemuda saat ini harus mampu memaksimalkan potensi diri atau terjebak dalam suasana kebingungan terus menerus.

Berbeda jika pemuda tersebut dalam suatu keluarga mapan, dalam arti baik orang tua ataupun sanak famili yang memiliki kedudukan atau jabata yang tinggi  di Intansi Negeri maupun swasta, maka sangat mudah para pemuda ini di tempatkan di tempat kerja yang layak, walaupun pemuda tersebut tidak memiliki kemampuan apapun.

Bagi pemuda dari kalangan keluarga yang sederhana atau dari keluarga yang jauh dari kata cukup dalam porsi kebutuhan, walaupun memiliki kemampuan yang baik dan keahlian di bidang akademis, sudah pasti akan mengalami keadaan yang sangat tidak di inginkan. Selain kebutuhan pribadi dan keluarganya, merekapun harus memikirkan masa depan bagi kehidupannya, agar kelak keturunannya tidak mengalami nasib serupa seperti yang mereka alami saat ini.

Dari faktor alami dan kondisi lingkungan inilah maka dapat kita pahami, Apabila sosok pemuda tidak memiliki jiwa organisasi dan idealisme yang tangguh, akan mudah di jajah baik fisik maupun mentalnya.

Karena saat mereka memasuki dunia kerja baik di instansi pemerintah maupun perusahaan swasta, mereka akan menganggap bahwa atasan ataupun pimpinannya sebagai Tuhan yang wajib di ikuti dan di sembah walaupun terkadang banyak yang mengarah pada azas manfaat pribadi.

Sehingga apapun caranya akan mereka lakukan untuk menciptakan masa depan yang sesuai harapan dan menikmati kondisi lingkungan walaupun kondisi itu membentuk mereka menjadi penghamba, pengemis, penjilat, pecundang dan mengkristal dalam dirinya untuk membentuk pola baru sebagai penerima tongkat estafet sang penindas berikutnya.

Saat ini banyak kita temui para pemimpin baik di sebuah institusi, lembaga, instansi pemerintah maupun swasta, sosok pemuda yang masih berada di posisi paling bawah akan selalu menunduk dan menyembah serta melakukan apapun intruksi pimpinannya, bahkan untuk menjual aset negarapun dia lakukan yang penting bapak senang dan posisinya serta penghasilannya meningkat.

Baik pemuda dari keluarga mapan dan kecukupan, maupun dari keluarga miskin dan penuh kekurangan, tanpa kecerdasan, keberanian, keahlian, keimanan dan  Jiwa Idealisme yang tinggi, saat di beri kesempatan berkarier di instansi apapun dan perusahaan manapun, maka akan mengawali kehidupannya seperti masyarakat kerja rodi dan berkembang menjadi barisan kompeni untuk mentransfer jiwa kolonial di generasi berikutnya.

Sistem Negara hari ini terbentuk dan di bentuk dari lobi-lobi dan tekanan kepentingan penjajah sehingga sampai kapanpun baik pemuda maupun masyarakat akan menggunakan pola kehidupan sesuai sistem yang terbentuk.

Tidak ada kata lain, pemuda hari ini harus di arahkan kepada pendidikan mandiri, pemupukan jiwa dan mental pemberani, pembentukan karakter yang idealisme dan nasionalisme serta meningkatkan daya kreativitas untuk menciptakan pemuda yang siap naik di atas Pentas baik secara nasional maupun regional. Karena tanpa memberikan arahan seperti di atas, maka mental-mental feodalisme akan semakin subur di bumi Nusantara ini.

Sistem Pemerintah Terbentuk Untuk Menjajah dan Melahirkan Penjajah.

Karakter dan Mental Generasi Muda Yang Suci Di Hancurkan Sistem yang Menjajah agar  Menjadi Generasi Penjajah.

“Menyerah Terhadap Penindasan, Atau melawan untuk perbaikan dan perubahan.”

Bersambung….
(Catatan Harian Ardhi Morsse Murbais, Minggu, 13 maret 2016,  15.52 Wib).

Untuk mengambil simpati dari pimpinan eksekutif (Walikota dan Wakil walikota) Sejumlah Kepala Dinas Satuan Kerja Pegawai Daerah (SKPD) melakukan kegiatan kelapangan seperti mengecet pinggir jalan, menyapu halaman, membuang sampah pada tempatnya dan berendam di tempat banjir.

Hal itu sangat positif jika di lakukan dengan sungguh-sungguh, tulus, dan ikhlas, namun kenyataannya tidak lebih hanya sebagai upaya menarik simpati pimpinan agar medapatkan pujian dan simbol jempol di Handphon karena di nilai sudah kerja maksimal.

Pada saat di lapangan bawahan atau pegawai tenaga kerja harianlah yang mati-matian di tuntut untuk kerja hingga melampaui batas jam kerja yang sudah di tentukan seperti datang ke kantor Pukul 06.30 Wib, dan Pulang Pukul 18.45 Wib., Sedangkan para Kepala Dinas, Kepala Bidang tidak lain datang hanya berfoto dan setelah itu pergi lagi.

Foto-foto langsung di kirim ke server grup pemerintah atau langsung ke walikota atau wakil walikota itu sendiri.

Pegawai bawahan banyak yang merasa di zholimi dengan tingkah laku pimpinan-pimpinan seperti ini. Mereka tidak pernah menyadari dan memikirkan bahwa demi pencitraan yang mereka lakukan para bawahan dalam harus peras keringat agar walikota menilai bahwa tempat atau lokasi tempat pencitraan adalah benar dalam keadaan yang sesuai dengan keinginan.

Para bawahan selain memeras keringat dan kerja di luar dari jam yang di tentukan mereka juga mengeluarkan biaya untuk menunjang kerja kerasnya, baik dari makan, minum hingga belanja tambahan seperti es dan lain-lain.

Jadi hasil kerja pimpinan yang hanya bermodalkan jepretan membawa ketidak adilan dan membawa penderitaan dari semua bawahaan, bahkan yang lebih parah lagi para pimpinan memberikan pekerjaan yang diluar tugas pokok bawahaanya, seperti pekerjaa Dinas BPBD di lakukan oleh dinas Dinas Kebersihan dan Pertamanan, dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan mengerjakan tugas dinas Pekerjaan Umum, atau Pekerjaan dinas Kebersihan dan Pertamanan di kerjakan oleh Dinas Satpol PP.

Dalam upaya pencitraan para Pimpinan Satuan Kerja Pegawai Daerah, Para bawahan lah yang menjadi korban dan di korbankan, sedangkan mereka mendapatkan nama, kenaikan jabatan bahkan bonus pendapatan.

Sehingga pada saat para pekerja bawahan atau tenaga harian di angkat menjadi Pegawai Negeri Sipil dan menduduki jabatan akan melakukan hal yang sama seperti para pendahulunya, inilah realita bahwa sistem pemerintah hari ini tidak lebih baik dari jaman kolonial, Jabatan dan Pendapatan membutakan mata hati dan perasaan serta penindasan akan terus berkembang hingga akhir zaman.

(Catatan Harian Morsse Murbais, Jumat, 11 maret 2016, Pukul 00.12 wib.)

Gambar menodai Islam

    Permasalahan yang menggoda Dunia Muslim telah menjadi luas ke titik yang kita gambar ternoda oleh jenis stereo adil. Misalnya, Islam sekarang disamakan dengan kekerasan, kemiskinan dan penghinaan. Pada kenyataannya, masalah ini tidak ada hubungannya dengan Islam. Ini bukan masalah yang secara eksklusif dalam domain Muslim.

Ekonomi dan Masalah Kemanusiaan

    Namun demikian, apa yang tidak dapat dipungkiri adalah bahwa di banyak bagian dunia Muslim, kita berada dalam krisis parah. Kenyataan sebenarnya adalah bahwa konflik kekerasan, konflik terutama domestik, berlimpah di Dunia Muslim. Konflik-konflik ini telah diekstrak manusia, biaya ekonomi dan politik yang sangat merusak dan mencegah negara dari mencapai potensi mereka sepenuhnya.

Menghubungkan dengan Terorisme

    Lebih merusak adalah link semakin dianut antara internasional terorisme dan Islam. Peristiwa mengerikan 11 September 2001 telah memberikan alasan yang nyaman bagi mereka yang ingin mempromosikan teori dari Benturan Peradaban. Bagi mereka, akan lebih mudah untuk melukis hal-hal dalam istilah mungkin pelik antara hitam dan putih, baik dan jahat: Barat dan Islam. Ini hal yang sangat Naif, jika dilihat dengan menawarkan proposisi matematika sederhana: Ada paling beberapa ribu anggota dalam Al-Qaeda-linked organisasi teroris. Sebagai perbandingan, ada lebih dari satu miliar umat Islam menjalani kehidupan yang sangat biasa dan sangat damai. Oleh karena itu tragis bahwa ini hubungan palsu dari Islam dan umat Islam dengan terorisme telah memperoleh mata uang internasional.

Kurangnya Persatuan

    Kita harus mengakui bahwa banyak masalah ini timbul karena kelemahan kita. Dan banyak kelemahan kita berasal dari fakta bahwa kesatuan kita begitu rapuh dan terlalu mudah terfragmentasi. Semua muslim membaca Quran, dan ini akan selalu menjadi sumber bimbingan dan inspirasi Ilahi. Ajaran Al-Qur’an yang dinamis dan relevan untuk semua waktu. Dengan demikian, seharusnya tidak disalahkan atas kegagalan kita, melainkan kita harus menyalahkan diri kita sendiri karena tidak berhasil memahami ajaran-ajaran dan pesan-pesannya.

Pemanfaatan Sumber Daya

    Namun kekerasan tidak menjadi masalah yang menjadi masalah hanya kita. Ada banyak sumber daya di banyak negara Muslim. Memang, beberapa dari kita yang kaya dan makmur. Namun kemiskinan dan bentuk-bentuk perampasan juga merupakan bagian yang luas dan menguntungkan dari lanskap Muslim. Sebagai bantuan program pembangunan PBB melaporkan atestasi, kemiskinan adalah masalah serius yang melanda setengah negara Dunia Muslim. Di Sub-Sahara Afrika, dimana porsi yang cukup besar adalah Muslim, sebanyak 90 persen dari populasi beberapa negara hidup dengan kurang dari US $ 2 per hari untuk membeli hal daya paritas.

Tarif Tinggi Buta Aksara

    Islam menekankan mengejar pengetahuan. Namun sebagian besar negara Muslim juga memiliki tingkat dewasa buta huruf yang tinggi. Bahkan banyak dari mereka yang berpendidikan menderita pengangguran dan penghinaan. Jutaan anak-anak Muslim di seluruh Globe kekurangan gizi. Sebagian besar pengungsi di dunia saat ini adalah Muslim.

Lemah Demokrasi

    Di bidang politik, jauh lebih dapat dilakukan dengan beberapa negara Muslim untuk memungkinkan partisipasi oleh orang-orang mereka dalam proses pemerintahan. Penting untuk menyadari bahwa, tanpa partisipasi mereka, pemerintah tidak akan tahu aspirasi masyarakat dan potensi penuh mereka juga akan tetap belum dimanfaatkan. Pembatasan kebebasan sipil dan politik sangat parah dalam kasus wanita di negara Muslim.

Rentan terhadap Ide ekstremis Pemuda Muslim

    Ini adalah di bawah kondisi politik dan sosial ekonomi, ketika cara-cara damai dan demokratis untuk ganti rugi terbatas, bahwa pemuda Muslim rentan menyerah pada ide-ide ekstrimis. Begitu mereka mulai memelihara ide-ide ekstremis, mereka mudah menjadi rekrutan bagi mereka yang tertarik dalam merebut agama untuk cita-cita mereka sempit dan kekerasan. Mereka yang memakai terorisme sering berakhir dengan menyakiti tidak hanya bersalah tetapi juga penyebab utama bahwa mereka mencoba untuk menjadi juara. Kekerasan dan terorisme menciptakan citra negatif tentang Islam dan Muslim, yang dapat dimanfaatkan oleh musuh-musuh Islam.

Sedikit Pengaruh di Dunia Luar

    Dampak kumulatif dari semua masalah ini adalah untuk memberikan citra yang sangat negatif dari dunia Muslim. Karena kurangnya kapasitas, negara-negara Muslim sering di pinggiran Orde Global. Meskipun jumlah kita, kita memiliki sedikit pengaruh dalam urusan dunia.

Restorasi Citra Muslim

    Tantangan di depan Dunia Islam saat ini adalah untuk berhadapan dengan realitas jelek dari situasi kita saat ini dan mengembalikan citra Islam dan umat Islam. Kita harus berjuang untuk kebangkitan peradaban Islam. Kita harus memulihkan keunggulan dari peradaban, yaitu perdamaian, kemakmuran dan martabat. Seperti biasa, pencarian kehormatan internasional dan martabat harus dimulai di rumah. Kita harus menciptakan lingkungan di mana perdamaian bisa menang, ekonomi bisa makmur dan orang menemukan martabat mereka.

Kurangnya Perdamaian dan Stabilitas

    Prasyarat pertama kami harus menjadi perdamaian dan stabilitas. Kita tidak bisa makmur atau hidup bermartabat tanpa perdamaian. Perdamaian dan stabilitas yang kita cari tidak dapat dipaksakan oleh laras senjata. Dan perdamaian yang dicapai dengan menyangkal warga negara kita dengan suara yang sah adalah ilusi dan tidak akan bertahan. Perdamaian seperti itu akhirnya akan berkembang biak reaksi kekerasan.

Perlindungan Minoritas Etnis

    Damai yang kita cari harus dibangun di atas kepercayaan dan keyakinan rakyat kita. Hal ini hanya akan datang ketika kita memperjuangkan hak-hak mereka dan memberikan ruang bagi mereka untuk memenuhi aspirasi yang sah. Kami hanya dapat memiliki perdamaian abadi jika kita merawat kita minoritas agama dan etnis serta kita merawat diri kita sendiri. Damai kami harus dibangun di atas toleransi dan keadilan bagi semua.

Pengentasan Kemiskinan

    Bagi dunia Muslim untuk benar-benar mengangkat dirinya, kita harus berkonsentrasi pada pembangunan kapasitas untuk. Umat ​​harus dilengkapi dengan alat untuk berhasil. Kita harus memahami setiap kesempatan untuk bertukar pengalaman antara diri kita sendiri di daerah tentang pemberantasan kemiskinan, pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Namun, pertumbuhan hanya tidak cukup. Kita harus bertujuan untuk pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan, pertumbuhan yang dibagi secara efisien dan didistribusikan secara adil.

Kurangnya Pengembangan Sumber Daya Manusia

    Aset bahwa beberapa dari kita sudah memiliki harus efisien dikembangkan. Dalam hal ini, tidak ada aset yang lebih berharga daripada orang kita sendiri. Tidak ada investasi yang lebih menguntungkan, atau lebih produktif, dari investasi pada orang kita sendiri. Kita perlu menyepakati prioritas tertinggi untuk pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia kita. Ini adalah area di mana banyak negara Muslim lemah. Kita harus memberantas buta huruf dan membangun infrastruktur pendidikan yang berkualitas, dengan bantuan eksternal yang diperlukan. Mengejar keunggulan akademis adalah tujuan kita harus berkubu di muda kita.

Mengabaikan Perempuan Dalam Pembangunan Bangsa

    Di sebagian besar dunia Muslim, kita bersalah mengabaikan salah satu sumber daya kita yang paling berharga: perempuan dalam masyarakat kita. Kami telah gagal untuk menyediakan mereka akses yang memadai terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kami telah gagal sesuai mereka martabat dan rasa hormat yang sama bahwa mereka sepenuhnya layak. Dalam melakukannya, kita hanya improvedished diri kita sendiri, dan terpinggirkan satu setengah penuh kemanusiaan Muslim. Tapi sepenuhnya dikembangkan, ini juga merupakan daerah di mana kita memiliki waduk besar kekayaan potensi yang belum dimanfaatkan.

Dalam rangka Perjuangan dunia Muslim dimulai dengan menempatkan rumah kita sendiri. Tapi ini hanya awal. Untuk diberikan tempat yang terhormat dalam masyarakat internasional, kita harus membebaskan diri kita sebagai warga negara yang bertanggung jawab dari komunitas itu. Perang harus berhenti menjadi pilihan di antara bangsa Muslim, dan antara negara Muslim dan lainnya.

Ketergantungan Setelah Powers luar

    Salah satu kendala terbesar pada pemberdayaan Muslim dalam urusan global adalah kenyataan bahwa kita sering dibagi antara kita sendiri. Kita harus merapatkan barisan. Kita harus berusaha untuk mencairkan ketidakpercayaan, permusuhan dan persaingan yang terkadang merusak kohesi kita. Kita harus berusaha untuk menyajikan sebuah front yang kuat dan bersatu pada isu-isu yang sayang dan vital kepada dunia Muslim. Kita harus mengurangi ketergantungan kita pada kekuatan luar, dan menolak mengorbankan kepentingan kolektif kita mendukung mereka.

Tertarik pada Pengetahuan Ilmiah

    Masa depan Islam dan umat Islam namun, pada akhirnya terletak pada bekerja dengan orang lain untuk saling memperkaya, dan tidak bertentangan dengan mereka. Kita tidak bisa maju dengan membangun dinding dan mundur ke dalam cangkang kita. Kita harus secara aktif mencari dan melakukan yang lain, karena ada banyak yang kita dapat belajar dan manfaat dari mereka. Peradaban Islam awal terbuka dan outward looking. Misalnya, tidak ragu-ragu untuk menyerap pengetahuan ilmiah dari Yunani dan Roma. Dalam proses ini, peradaban Islam juga berkontribusi pada basis pengetahuan dan menyerahkannya ke Dunia Barat.

Memperkuat Jembatan Kerjasama dengan Barat

    Ada lebih mendesak lagi sekarang untuk dunia Muslim untuk belajar dari Barat, karena kita telah ditinggalkan oleh abad kolonialisme dan oleh kelalaian kita sendiri dan tata pemerintahan yang buruk. Kita harus memperkuat jembatan kerjasama dan pemahaman dengan Barat dan dengan orang lain. Kita harus membangun kepercayaan dan keyakinan. Ada banyak yang saham peradaban Islam dengan yang lain. Mari kita merayakan kesamaan, dan menghormati perbedaan.

    Bangsa Muslim pantas diberi kehormatan oleh masyarakat internasional. Negara-negara miskin dengan sumber daya alam yang langka dan modal manusia akan menghadapi tantangan terbesar. Aksi nasional saja akan tidak memadai. Mereka membutuhkan dukungan eksternal yang kuat dan berkelanjutan dari masyarakat internasional, termasuk dari teman-teman di dunia Muslim.

Kurangnya Kerjasama Reksa

    Semakin beruntung di antara kita yang stabil secara politis dan ekonomis tetap harus cenderung defisit keluar, baik politik, ekonomi atau sosial. Kita perlu secara khusus untuk meningkatkan tata kelola dalam bidang yang sangat.

 

 

 

Masyarakat melakukan perlawanan, namun yang di lawan pemerintah daerah, kepolisian Daerah dan TNI yang bertugas di daerah yang terdampak pembangunan tersebut.

Dibeberapa Wilayah banyak masyarakat nangis dan menjerit karena kehilangan kampung halaman akibat pembangunan Tol dan Jalan Kereta Cepat.

Beruntung ada yang dapat ganti rugi, dan yang kurang beruntung tidak dapat apapun karena alasan ini dan itu.

Dampak Sosial yang diakibatkan Mega proyek Masyarakat Terbelah karena ada yang di untungkan ada pula yang di rugikan dengan berbagai dalih dan alasan.

-Masyarakat dan Pemerintah daerah, juga aparat (TNI – Polri), yang bertugas di lokasi terdampak seperti sengaja di Adu domba, karena setiap akan ada penggusuran demi mega proyek, maka banyak perlawanan dan unjuk rasa dari kelompok masyarakat melawan pemerintah daerah dan aparat setempat yang tidak jarang menimbulkan korban jiwa.

-Kepercayaan Masyarakat terhadap pemerintah daerah dan Aparat baik kepolisian dan TNI menurun, karena mereka menilai bahwa pemerintah daerah dan Aparat menzolimi atau Menindas mereka secara sewenang-wenang.

-Hilangnya jiwa nasionalisme dan Patriotisme masyarakat karena masyarakat merasa tidak lagi di lindungi pemerintah atau negara.

-Masyarakat bukan hanya kehilangan tempat tinggal atau kampung halaman tapi juga pesimis dalam menghadapi masa depan, karena mereka menilai pemerintah bukan memberikan solusi terhadap kesulitan masyarakat namun malah menjadi bencana penderitaan masyarakat.

Pertanyaannya:
Pembangunan Tol atau jalan kereta itu proyek siapa untuk siapa?,
Dan apakah warga yang kehilangan kampung halamannya mendapatkan keuntungan dan ikut menikmati pembangunan proyek tersebut?

Apakah pemerintah daerah, kepolisian dan TNI yang bertugas di daerah terdampak ketika di lawan dan di demo dapat menyelamatkan atau melindungi warga yang kehilangan kampung halamannya?

Ingat!!!
itu mega proyek pusat yang bekerja sama dengan para cukong dan investor China, jadi apapun printah pusat tidak akan ada yang bisa menghalangi walaupun berakibat buruk atau negatif terhadap wilayah dan psikologis masyarakat.
Karena pemerintah pusat hanya mementingkan apa yang dapat menguntungkan mereka dan menguntungkan para cukong/pengusaha yang mendorong mereka.

Jadi harusnya,
Masyarakat Bersatu menggugat pemerintah pusat dengan tuntutan atau penolakan, melalui demo/unjuk rasa, karena pemerintah pusatlah sumber bencana kemanusiaan saat ini yang harus bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan, perpecahan, Kemiskinan, konflik masyarakat dengan pemerintah dan Aparat daerah, serta kehancuran sendi – sendi kehidupan.

Pemerintah Pusat:

Begitu ada yang bertanya kepada pemerintah pusat terkait banyaknya masyarakat yang menjerit, melakukan perlawanan dengan penuh kebencian terhadap pemerintah dan Aparat daerah karena mereka merasa tertindas dengan adanya mega proyek tersebut, maka pemerintah pusat sambil nyengir akan menjawab,
“Kok nanya saya semua, itu bukan urusan saya, itu mentri ini dan itu, sy ndak tahu, yang penting harus ada percepatan. Salut 👌🇮🇩😂

Selasa 1 September 2020. Pukul 01.30 Wib. Ketika baru pulang dari ngopi di pinggir bangunan mega proyek tol bandara.

TRAGEDI Yang Cukup MENYEDIHKAN… (Ini FAKTA bahwa negara Tetangga Mengolok-olok Pertahanan Laut kita).

Vietnam Fisheries Resources Surveillance KN-213, Dengan Sengaja MENABRAK
KRI Tjiptadi (Corvette 381,Parchim Class)

KENAPA Mereka TIDAK TAKUT?,
Bahkan BERANI Menarbak KAPAL PERANG Angkatan Laut Indonesia ?
Apakah Kekuatan Angkatan Laut Indonesia Sudah Di Anggap Lemah Oleh Negara Tetangga?

Kejadian ini Jelas Menyampaikan Sebuah Keterangan Bahwa, “ADA YANG SALAH DENGAN SISTEM PERTAHANAN REPUBLIK INI.”

__________________________
__________________________

Sabtu, 27 April 2019

Saat KRI TPD TNI AL melaksanakan patroli di laut Natuna dan menangkap sebuah kapal berbendera Vietnam KIAV BD 979 karena kedapatan melakukan ilegal fishing, dua kapal dinas perikanan Vietnam mendekat untuk menghalangi proses penangkapan.

Kedua kapal yang diidentifikasi sebagai kapal dinas perikanan Vietnam (KN 264 dan KN 231) kemudian bermanuver mendekati KIAV BD 979 dan beberapa kali menabraknya hingga mengalami kerusakan pada bagian bakat.

Meski diteror dua kapal Vietnam, KRI TPD TNI AL tetap menyeret kapal asing tersebut ke Lanal Ranai tanpa menghiraukan manuver dua kapal dinas perikanan Vietnam yang terus melakukan manuver berbahaya.

Diluar dugaan, KN 264 melakukan aksi nekat dengan menabrak KRI TPD TNI AL dari sisi lambung kiri. Sedangkan KN 231 menabrak KIAV BD 979 hingga bocor dan tenggelam.

Melihat situasi KRI yang bisa terseret kapal KIAV BD 979 karena tenggelam akhirnya komandan kapal perintahkan potong seluruh tali yang menghubungkan KRI TPD dengan KIAV BD 979.

Tidak lama, kedua kapal dinas perikanan Vietnam akhirnya pergi menjauh. Sejumlah 15 ABK KIAV BD 979 berhasil diamankan dan diinterogasi,” begitu caption unggahan tersebut.

Sumber Informasi:

wow.tribunnews.com/amp/2019/04/28/pernyataan-resmi-tni-al-terkait-video-viral-kapal-vietnam-tabrak-kapal-perang-indonesia?page=4

A.KONDISI EKONOMI RAKYAT

“Seorang alim masih boleh menghidupkan ekonomi bangsanya walaupun setelah ratusan tahun meninggal dunia; ramai ahli politik membunuh ekonomi bangsa walau memerintah satu penggal.” (Wan Mohd Nor Wan Daud, “Rihlah Ilmiah: dari Neomodernisme ke Islamisasi Ilmu Kontemporer”)

Kutipan di atas menggambarkan keadaan ekonomi hasil kebijakan para pemimpin dan politikus Indonesia hari ini. Dalam tiga tahun terakhir ini kita melihat pemerintah mengabaikan pemembangunan ekonomi rakyat dan lebih memprioritaskan pembangunan infrastruktur. Sedangkan masalah yang dihadapi bangsa saat ini adalah melemahnya ekonomi rakyat.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, data pertumbuhan ekono¬mi Indonesia pada kuartal pertama tahun 2016 tumbuh 4,92. Hasil tersebut juga di bawah target pemerintah yakni sebesar 5,3%. Lebih rendah dari kuartal sebelum¬nya (kuartal IV tahun 2015) sebesar 5,04%.Kemudian Berdasarkan survei Bank Indonesia (BI), dibandingkan Desember 2016 data pertumbuhan penjualan eceran bulan Januari 2017 menunjukkan penurunan.

Penurunan terjadi pada penjualan suku cadang dan aksesori turun 0,9%; penjualan makanan, minuman, dan tembakau turun 2,7%; penjualan bahan bakar kendaraan turun 2,2%; penjualan peralatan informasi dan komunikasi turun 0,6%; penjualan perlengkapan rumah tangga turun 0,7; Penjualan barang budaya dan rekreasi turun 1,3%; dan penjualan sandang (pakaian) turun 2,1%.

Penurunan daya beli masyarakat ini juga menyebabkan harga-harga relatif tidak banyak bergejolak.

Oleh sebab itu, dalam beberapa tahun terakhir inflasi nasional relatif rendah.

B.PENYEBAB MELEMAHNYA EKONOMI RAKYAT DAN PENURUNAN DAYA BELI

Salah satu hal yang menonjol beberapa tahun terakhir ini adalah keterbatasan lapangan kerja, sehingga sekalipun orang tidak masuk ke pengangguran terbuka, tetapi mereka terlempar ke sektor nonformal. 

Sektor ini tentu tidak menghasilkan penghasilan yang memadai. Sehingga kalau penghasilannya tidak memadai, barang-barang yang mampu dibeli sangat terbatas. Itu yang disebut penurunan daya beli.

Pada Bulan Juli lalu, Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Dody Budi Waluyo mengatakan, penjualan ritel di kuartal II 2017 hanya tumbuh 6,7 persen. Sementara di kuartal II 2016 lalu penjualan ritel tumbuh 7-8 persen. 

Adanya perlambatan pertumbuhan penjualan ritel di kuartal II 2017 merupakan cermin dari melemahnya ekonomi masyarakat saat ini.

Melemahnya ekonomi yang tercermin dari Penurunan daya beli ini menciptakan kurva demand yang menurun, itu menyebabkan harga-harga relatif tidak mengalami gejolak.

Sehingga dalam tiga tahun terakhir, inflasi kita relatif rendah. Tetapi pemerintah menilai dengan inflasi rendah, berarti ada ruang untuk menaikkan harga-harga yang bisa ditentukan pemerintah, seperti listrik, tarif air minum, termasuk biaya pengurusan STNK dan BPKB, yang sebenarnya tidak signifikan, tapi berdampak pada daya beli masyarakat.

C. HARUS ADA PEMIKIRAN YANG OUT OF THE BOX

Perekonomian Indonesia kian hari makin tidak menentu, meski berbagai kebijakan telah dikeluarkan oleh Pemerintahan Presiden Jokowi dibawah komando Sri Mulyani dan Darmin Nasution untuk mengkatrol ekonomi dalam negeri. 

Berbagai kebijakan Sri Mulyani semenjak diangkat oleh Jokowi sangatlah jauh dari cita-cita dan agenda besar Jokowi melalui Trisakti dan Nawacita.Maka jelas harus ada terobosan yang progresif untuk kembali memperkuat ekonomi rakyat. Harus ada pemikiran yang out of the box. 

Tidak bisa lagi tim ekonomi Pemerintah mengandalkan cara berpikir yang lama. Apalagi bila terperangkap di dalam pikiran yang sangat konservatif tersebut.

________

Sebagai kaum muda yang sedang melukis sejarah dan berhadapan dengan kondisi bangsa hari ini, maka Menjadi renungan bersama apa yang disampaikan oleh Sastrawan terbaik yang pernah kita miliki, Pramoedya Ananta Toer, “..Babak sinthesis sedang di ambang pintu. Yang jelas, semua yang telah terjadi akan abadi dalam ingatan bangsa ini dan umat manusia sepanjang abad, tak peduli orang suka atau tidak. Para pengarang akan menghidupkannya lebih jelas dalam karya-karyanya. Para pembunuh dan terbunuh akan menjadi abadi di dalamnya daripada sebagai pelaku sejarah saja. Topeng dan jubah suci akan berserakan.

*(ARDHI MORSSE. Direktur Gerakan Intelektual Islam (GIIS). Seni 4 Desember 2017. Pukul 17.23 wib.)*

​sumber info: https://metaonline.id/melemahnya-ekonomi-indonesia-dalam-agenda-besar-trisakti-dan-nawacita/

Mungkin Hanya Di Indonesia Jalan Umum jadi Arena Balap.

Saling Uji Suara Kenalpot, Saling Uji Kecepatan Motor Metik dan Moge, Saling Adu kehebatan salip menyalip antara Angkot, Pribadi, dan Bus kota, Adu paling kuat suara Klakson mobil dan motor, Adu penguasaan jalan antara Truk, tronton alat berat, dan Box Pembawa barang.

Adu keberanian dalam melanggar lampu merah, Adu kehebatan saat menggunakan trotoar sebagai jalan kendaraan, dan Adu Ego dalam menciptakan polusi udara.

Penjualan kendaraan menggurita bahkan seperti penjualan kacang goreng, di sisi lain para pengamen meramaikan lampu merah dengan segala rupa, dari kostum boneka anak-anak, amplop atas nama keprihatinan, hingga kelompok seni budaya tanpa jiwa.

Tak kalah serunya adalah bentakan-bentakan pengguna jalan yang saling menyalahkan saat saling melanggar lampu merah.

Oh… Ibu Kota,,,,

Kau kejam hingga membuat para penghuninya hilang perasaan, hilang hati nurani, dan saling membenci, mencaci maki, hingga saling mencelakai….

Antara yang pulang kerja dan berangkat kerja saling bertabrakakan waktu, saling menjalin mendahului karena waktu, saling menyerempet karena takut waktu….

Oh…  Warga Kota…

Hanya kekesalan dan frustrasi menjalani hidup tanpa tahu tujuan hidup, hari demi hari hanya keletihan, kekecewaan, kekesalan, dan kebencian yang di konsumsi hati dan pikiran.

Apakah ini adalah ciptaan manusia? 

Atau di ciptakan agar kita melupakan kebesaran bangsa…

Tanpa sadar sampai rumah kita hanya menjadi warga kota yang lupa bahwa kita memiliki tetangga, memiliki saudara, dan memiliki keluarga.

Setiap hari, setiap waktu, kita di benturkan dengan masalah ekonomi, masalah politik, masalah Kemacetan jalan, serta masalah polusi hati dan pikiran.

Konflik selalu terjadi, dimanapun, kapanpun, hingga masalah uang parkir dapat merenggut nyawa… 

Adakah pemimpin kita tahu bahwa warganya dalam keadaan frustrasi, dalam keadaan saling benci, dalam keadaan saling menghakimi… 

Kita bagian dari itu… Tapi pemimpin kita asik tidur, minum susu, makan keju, dan memelihara pemikiran Dungu… Tanpa sadar negeri ini sudah dalam Cengraman kapitalis Psikopat yang terus membelengggu.



*(ARDHI MORSSE, Simpang Tiga lampu merah, 3 Desember 2017. Pukul 19.59 Wib)*



sumber info:
​https://metaonline.id/psikopat-ibu-kota/

A. PEMAHAMAN BONUS DEMOGRAFI

Ekonomi Indonesia berpotensi tumbuh lebih cepat dan terjadi perbaikan kualitas sumber daya manusia. Manfaat ekonomi yang terjadi akibat menurunnya rasio ketergantungan (angka yang menyatakan perbandingan antara jumlah penduduk usia nonprodukif dan jumlah penduduk usia produktif) inilah yang disebut dengan bonus demografi.

Indonesia diprediksi mendapatkan bonus demografi pada 2020-2030, dimana jumlah jumlah penduduk usia produktif akan mencapai 70 persen, sedangkan sisanya yang 30 persen masuk usia tidak produktif (14 tahun ke bawah dan 65 tahun ke atas). Data yang digunakan untuk menganalisis bonus demografi saat ini masih mengacu pada hasil proyeksi penduduk dalam UN World Population Prospects (2002).

Badan Kependudukan & Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mendefinisikan bonus demografi sebagai keuntungan yang dinikmati suatu negara akibat besarnya proporsi penduduk produktif yakni rentang usia 15- 65 tahun dalam evolusi kependudukan yang dialami oleh negara tersebut.

Menurut buku Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035 yang diterbitkan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Badan Pusat Statistik (BPS) dan United Nations Population Fund (UNFPA) pada tahun 2013, jumlah penduduk Indonesia akan bertambah menjadi 271,1 juta jiwa pada 2020.

Jika persentase bonus demografi dihitung berdasarkan angka proyeksi maka jumlah penduduk usia produktif tiga tahun yang akan datang diperkirakan mencapai 189,7 juta jiwa.

Meskipun BKKBN mendefenisikan fenomena kependudukan itu sebagai sebuah keuntungan namun hal itu juga bisa menimbulkan kerugian bahkan bencana.

Di satu sisi, bonus demografi memberi keuntungan karena melimpahnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang produktif. Namun di sisi lain, bencana siap mengintai apabila angkatan kerja yang melimpah itu tidak berkualitas baik.

Setidaknya ada dua argumen mengapa potensi bonus demografi meleset dari perkiraan sebelumnya.

Pertama, rasio ketergantungan tak serendah yang diperkirakan. Rasio ketergantungan Indonesia akan mencapai titik terendah sebesar 44 per 100 penduduk usia produktif selama periode tahun 2020 hingga 2030 jika didasarkan pada proyeksi penduduk dalam UN World Population Prospects (2002). Namun, proyeksi penduduk yang dilakukan oleh Lembaga Demografi FEUI dengan menggunakan basis data Sensus Penduduk 2010 menunjukkan hasil yang berbeda. Rasio ketergantungan terendah hanya akan mencapai angka 46, bukan 44 seperti perkiraan sebelumnya. Maknanya, manfaat bonus demografi tidak sebesar yang diharapkan. Setiap 100 penduduk usia produktif akan menanggung bukan 44 melainkan 46 penduduk usia nonprodukif (terdiri atas 35 penduduk muda berusia 0-14 tahun dan 11 penduduk lansia).

Kedua, Rentang waktu rasio ketergantungan mencapai titik terendah ternyata lebih pendek. Berdasarkan UN World Population Prospects (2002) diperkirakan rasio ketergantungan akan mencapai titik terendah selama kurun 2020-2030. Periode tersebut dikenal dengan istilah the window of opportunity (Sri Moertiningsih Adioetomo, 2005).

B. KENDALA BONUS DEMOGRAFI

I. NARKOBA

Saat ini narkoba memang menjadi salah satu tantangan terbesar bagi negara-negara di dunia termasuk Indonesia.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Badan Narkotika Nasional (BNN) bekerja sama dengan Puslitkes Universitas Indonesia (UI) Tahun 2015 tentang Survei Nasional Perkembangan Penyalahgunaan Narkoba di Indonesia, diketahui bahwa angka prevalensi penyalahguna Narkoba di Indonesia telah mencapai 2,20% atau sekitar 4.098.029 orang dari total populasi penduduk (berusia 10-59 tahun). Sebanyak 35-50 orang meninggal sia-sia setiap hari akibat penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba baik secara langsung maupun tidak.

Menurut survei tersebut, persentase penyalahguna berdasarkan latar belakang pekerjaan masing-masing adalah 50,34% pekerja, 27,32% pelajar dan mahasiswa, serta 22,34% pengangguran. Data tersebut tentu menjadi warning bagi bangsa kita agar lebih serius dalam menangani persoalan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Narkoba kini menjadi musuh bangsa nomor satu karena telah merasuk ke semua elemen masyarakat.

Di dalam lingkungan pendidikan, maraknya penyalahgunaan narkoba akan menghasilkan generasi muda yang diperbudak adiksi. Pelajar yang telah kecanduan narkoba tak bisa lagi belajar secara maksimal. Biasanya terjadi penurunan prestasi yang signifikan disertai dengan perubahan sikap dan prilaku mengarah pada hal-hal negatif (HIV/AIDS & SEX BEBAS).

II. SEX BEBAS

Meningkatnya budaya seks bebas di kalangan pelajar mulai mengancam masa depan bangsa Indonesia. Bahkan perilaku seks pra nikah tersebut dari tahun ke tahun meningkat.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan selain narkoba dan HIV/AIDS, persoalan utama remaja Indonesia saat ini adalah seks bebas. Hal tersebut harus segera ditangani mengingat jumlah remaja terbilang besar yakni mencapai 26,7 persen dari total penduduk.

Temuan Lembaga Studi Cinta dan Kemanusiaan serta Pusat Penelitian Bisnis dan Humaniora (LSCK-PUSBIH) di tahun 2008 lebih mengagetkan lagi. LSCK-PUSBIH melakukan penelitian terhadap 1.660 mahasiswi di Yogyakarta.

Hasil yang mereka dapatkan, 97,05% mahasiswi di Yogyakarta sudah hilang kegadisannya dan 98 orang mengaku pernah melakukan aborsi.

Penelitian Komnas Perlindungan Anak (KPAI) di 33 Provinsi pada bulan Januari-Juni 2008 menyimpulkan empat hal: Pertama, 97% remaja SMP dan SMA pernah menonton film porno. Kedua, 93,7% remaja SMP dan SMA pernah ciuman, genital stimulation (meraba alat kelamin) dan oral seks. Ketiga, 62,7% remaja SMP tidak perawan. Dan yang terakhir, 21,2% remaja mengaku pernah aborsi.

Kementerian Kesehatan 2009 pernah merilis hasil penelitian di empat kota yakni Jakarta Pusat, Medan, Bandung, dan Surabaya yang menunjukkan sebanyak 35,9 persen remaja punya teman yang sudah pernah melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Bahkan, 6,9 persen responden telah melakukan hubungan seksual sebelum menikah.

III. MUTU PENDIDIKAN

Pada tahun 2014 posisi pendidikan Indonesia sangatlah buruk. The Learning Curve Pearson 2014, sebuah lembaga pemeringkatan pendidikan dunia memaparkan bahwa Indonesia menempati peringkat terakhir dalam mutu pendidikan di dunia. Sedangkan di tahun 2015 mutu pendidikan di Indonesia masih saja berada di 10 negara yang memiliki mutu pendidikan yang rendah, peringkat tersebut di dapat dari Global School Ranking.

Mutu pendidikan di Indonesia dinilai masih kurang baik dibandingkan dengan negara-negara di kawasan OECD (The Organisation for Economic Co-operation and Development) atau Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi. Berdasarkan hasil penelitian Harvard University, maka apabila kecepatan pendidikan Indonesia tak berubah, maka Indonesia membutuhkan waktu 300 tahun lagi untuk dapat menyamai mutu pendidikan di negara-negara OECD

Merangkum dari beberapa sumber, dapat dikatakan bahwa ada empat faktor yang setidaknya menjadi penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia, yaitu:

a. Pengunaan Buku Paket Sebagai Buku “Acuan”
Indonesia sudah beberapa kali mengganti kurikulum yang digunakan tetapi setiap terjadinya perubahan tersebut tidak menimbulkan kemajuan dari hal tersebut. Meskipun kurikulum diubah, tetapi sistem pengunaan buku acuan atau buku paket tetap saja digunakan dalam proses pembelajaran, guru-guru pun mengunakan buku tersebut menjadi acuan utama untuk mengajar tanpa ada referensi dari buku yang lainnya.

b. Sistem Pengajaran yang Monoton
Sistem pembelajaran yang sama selalu di terapkan para guru untuk muridnya, dengan memberi peraturan bahwa selama guru menyampaikan materi, murid tidak di perbolehkan bertanya. Hal tersebut malah menjadikan anak murid malas bertanya dan justru tidak memperhatikan materi yang di sampaikan, tidak ada komunikasi yang aktif antara anak murid dengan guru.

c. . Kualitas Guru yang Rendah
Bukan rahasia lagi bahwa para guru di Indonesia itu memiliki kualitas yang rendah, mereka lebih mementingkan mutu mereka sendiri dari pada keberhasilan para muridnya. Tuntutan dari pemerintah yang juga meminta sertifikasi lebih mendorong mereka untuk memanipulasi data, dan mementingkan adminitrasi sekolah, bagaimna cara pempertahankan murid, cara menarik murid-murid baru, agar ingin mendaftar ke sekolah tersebut.

d. Budaya Mencontek yang Semakin Menjadi Budaya mencontek, sebenarnya bukanlah salah dari anaknya malas belajar, tetapi dari gurunya tidak dapat mengontrol kebiasaan anak seperti itu, yang lebih parahnya lagi, ada beberapa guru yang mengajarkan anak-anaknya untuk mencontek, seperti yang sering terdengar sekarang bahwa, setiap anak-anak kelas akhir di tingkat SMP maupun SMA, yang ingin ujian nasional di berikan bocoran kunci jawaban dari sekolah.

Kemudian terakhir Ikhtisar Data Pendidikan Dasar 2015/2016 menunjukkan betapa tinggi lulusan SD yang tak bisa melanjutkan ke SLTP, ditambah siswa putus sekolah, mencapai 1 juta anak lebih. Menurut BPS, ada 48,02 juta (40%) dari 120 juta pekerja Indonesia berpendidikan SD. Itu pun yang tak tamat SD mencapai 15,65 juta (13%) dan yang tidak pernah sekolah 4,3 juta orang (3,6%). Sementara pekerja dengan pendidikan sekolah menengah pertama mencapai 21.48 juta orang (17,8%).

IV. ANGKA KELAHIRAN

Asumsi angka kelahiran (fertilitas) 1,89 anak per perempuan di tahun 2030 yang digunakan dalam UN World Population Prospects (2002) sulit tercapai. Berdasarkan tren fertilitas yang ada, Lembaga Demografi FEUI memperkirakan bahwa di tahun 2030 angka kelahiran ”hanya” dapat turun menjadi 2,15 anak per perempuan. Berarti, jumlah kelahiran lebih tinggi daripada perkiraan sebelumnya.

Dampaknya, jumlah penduduk usia nonproduktif dari kelompok usia muda (0-14 tahun) juga akan lebih banyak daripada yang diproyeksikan sebelumnya. Apalagi angka kelahiran total (TFR) hasil Survei Demografi dan Kesehatan 2012 (BPS) juga cenderung stagnan selama lima tahun terakhir, yaitu 2,6 anak per perempuan. Program Keluarga Berencana dalam beberapa tahun terakhir gagal mencapai targetnya.

V. ANGKA KEMATIAN

Kematian bayi pada 2030 kemungkinan lebih rendah dibandingkan asumsi UN World Population Prospects (2002): diperkirakan turun 18,9 per 1.000 kelahiran hidup. Lembaga Demografi FEUI melihat tren bahwa angka kematian bayi bisa turun hingga 17 per 1.000 kelahiran hidup di 2030.

Penurunan angka kematian bayi bisa lebih cepat daripada perkiraan sebelumnya. Dampaknya, usia harapan hidup akan lebih tinggi dibandingkan asumsi UN World Population Prospects (2002). Jumlah lansia meningkat lebih cepat dari perkiraan sehingga berkontribusi terhadap penambahan penduduk usia nonproduktif.

VI. PELUANG KERJA

Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, pada tahun 2017 telah terjadi kenaikan jumlah pengangguran di Indonesia sebesar 10.000 orang menjadi 7,04 juta orang pada Agustus 2017 dari Agustus 2016 sebesar 7,03 juta orang. Selain itu angkatan kerja Indonesia masih didominasi oleh pekerja dengan tingkat pendidikan primer (SD) sebesar 26,55 % dan tingkat sekunder yaitu SLTP sebesar 18,04 % dan SLTA sebesar 18,05 %. Adapun angakatan kerja dengan tamatan Universitas hanya sebesar 8,34.

C. PENUTUP

Penduduk usia produktif yang tidak berada dalam performa terbaiknya tentu akan tersisih.  Ketidaksiapan baik secara fisik dan mental akan membuat angkatan kerja kesulitan bersaing.
Ujung-ujungnya akan muncul permasalahan serius yaitu terjadinya pengangguran besar-besaran yang membebani negara.

Oleh karena itu, baik masyarakat maupun pemerintah masih harus terus berupaya untuk meningkatkan tingkat pendidikan penduduk sehingga akan menciptakan sumber daya manusia berkualitas yang akan meningkatkan produktivitas nasional dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Yang Paling utama Pemerintah harus berpikir untuk menjadi agent of development untuk peningkatan kualitas SDM dan Pemerintah perlu membuat target konkret yang masuk akal dan tak hanya sebatas imbauan atau wacana semata.

*(ARDHI MORSSE. 28 November 2017.Pukul 04.00 wib.)*


Hari kamis malam Jumat, 18 agustus 2016 Pukul 19.11 wib. Telah terjadi adu mulut antara petugas pelaksana penegak perda (Satpol PP-Satlinmas) dengan tukang parkir yang berasal dari kupang & Ambon.
 
Awal permasalahan adalah adanya Tukang parkir yang tidak terima adanya pemberian arahan oleh anggota Satlinmas Kota Tangerang kepada pedagang agar tidak berjualan di atas taman di lokasi Pusat pemerintah kota tangerang Jalan Satria sudirman, kelurahan suka asih, kecamatan tangerang, kota tangerang.

Sikap Arogansi dalam keadaan mabuk tukang parkir yang seolah-olah taman tersebut adalah milik pribadinya menjadi penghalang untuk menciptakan ketertiban di wilayah umum, apalagi di lokasi yang berada di wilayah pusat pemerintahan.

Kejadian arogansi tukang parkir bukan hanya kali ini saja, bahkan Sudah berkali-kali dan sampai terjadi pemukulan oleh tukang parkir orang Ambon terhadap pengunjung beberapa waktu lalu, seperti pemukulan terhadap petugas DKP Kota Tangerang, Pegawai Kesbangpol Kota Tangerang, hingga mahasiswa UNIS Tangerang, walaupun korban melaporkan kepada pihak kepolisian namun laporan korban pemukulan seperti angin lalu, tidak ada langkah nyata dari pihak yang berwajib maupun tindakan nyata dari intansi pemerintah terkait untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi warga kota tangerang.

Tukang parkir di wilayah taman kawasan pusat pemerintah kota tangerang yang begitu arogan di sertai mabuk dan selalu menggunakan tindak kekerasan pada kenyataannya tidak memberikan dampak positif terhadap APBD Kota Tangerang maupun Keamanan & Kenyamanan lingkungan, kenyataan yang terjadi hanya membuat warga kota tangerang yang berkunjung merasa tidak aman dan merasa terganggu.

Mereka tukang parkir di wilayah tersebut secara semena-mena menetapkan tarif, untuk motor dua ribu, jika kurang mereka membentak bahkan memukul, sedangkan untuk mobil di kenakan tarif lima ribu, jika kurang merakapun akan marah dan memukul pemilik kendaraan.

Hal tersebut Sangat penting menjadi pertanyaan, kemanakah uang dari tarif parkir tersebut ?, apakah masuk APBD Kota Tangerang, Atau masuk kantong pribadi?

Dan siapa yang mengarahkan mereka untuk selalu melakukan tindak kekerasan dalam menetapkan tarip perkir yang berada di kawasan pusat pemerintah kota Tangerang ?, Atau ada pejabat pemerintah yang mengendalikan dan melindungi kegiatan mereka?

Padahal sudah jelas dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 3/2014, Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 15/2011, Tentang Retribusi Jasa Usaha, mengatur soal tarif parkir di area parkir milik daerah.
Namun perda tersebut sepertinya tidak berlaku bagi mereka.

Terkait memberikan arahan kepada pedagang yang berada di atas taman oleh anggota Satlinmas Kota Tangerang sudah sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Ketertiban Umum, Tapi dalam pelaksanaannya terbentur dengan tindakan tukang parkir yang bersikap secara arogan dan terlihat dalam keadaan mabuk miras sehingga berani menantang anggota satlinmas dengan berkata, “KAMI DARI KUPANG DATANG KE KOTA TANGERANG SUDAH SIAP MASUK RUMAH SAKIT DAN MASUK KUBURAN.”

Melihat arogansi tukang parkir liar dalam keadaan mabuk yang berada di kawasan pusat pemerintah kota tangerang sudah jelas bahwa mereka melakukan pelanggaran hukum dan melakukan tindakan yang mengancam petugas pelaksana lapangan. Hal tersebut dimuat dalam KUHP (Penal Code) Buku Kedua Kejahatan  BAB V Kejahatan Terhadap Ketertiban Umum diantaranya:

Pasal 154, “Barang siapa di muka umum menyatakan perasaan permusuhan, kebencian atau penghinaan terhadap Pemerintah Indonesia, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.”

Pasal 156,”Barang siapa di rnuka umum menyatakan perasaan permusuhan, kebencian atau penghinaan terhadap suatu atau beherapa golongan rakyat Indonesia, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah. Perkataan golongan dalam pasal ini dan pasal berikutnya berarti tiap-tiap bagian dari rakyat Indonesia yang berbeda dengan suatu atau beberapa hagian lainnya karena ras, negeri asal, agama, tempat, asal, keturunan, kebangsaan atau kedudukan menurut hukum tata negara.

Pasal 170 ayat 1,” Barang siapa dengan terang-terangan dan dengan tenaga bersama menggunakan kekerasan terhadap orang atau barang, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan”

Melihat fakta dan pelanggaran Hukum yang di lakukan oleh tukang parkir liar sudah jelas bahwa seharusnya ada tindakan hukum untuk mengatasi permasalahan tersebut dari intansi kepolisian.

Karena Secara garis besar bahwa adanya tukang parkir yang menganggu ketertiban dan kenyamanan di tempat umum merupakan kejahatan yang menurut sifatnya dapat menimbulkan bahaya terhadap keberlangsungan kehidupan masyarakat kota tangerang dan juga dapat menimbulkan gangguan-gangguan terhadap  ketertiban alamiah di dalam masyarakat.  

Sebagai petugas lapangan anggota Linmas (Perlindungan Masyarakat) Kota Tangerang sudah semaksimal mungkin untuk melaksanakan tugasnya dalam melindungi masyarakat dari rasa tidak aman dan tidak nyaman, karena Manusia sebagai makhluk sosial  sangat  membutuhkan rasa aman, tenteram dan terlindungi. 

Terutama segala yang berkaitan dengan hubungan atau interaksi terhadap sesama masyarakat kota tangerang.

Negara sebagai payung tempat masyarakat berteduh wajib memberikan solusi  dan melindungi segala kepentingan masyarakat agar tidak mengganggu dan saling merugikan  antara yang satu dengan yang lainnya.

SUDAH SAATNYA BERTINDAK TEGAS UNTUK KEPENTINGAN MASYARAKAT KOTA TANGERANG.!!!

“PERINGATAN HARI MERDEKA BAGI BANGSA BERMENTAL TEMPE”

Jawa diduduki pada abad ke-16, Maluku pada abad ke-17, dan lambat laun Negeri Asing menguasai semua pulau-pulau kami. Bali akhirnya dikuasai pada tahun 1906.

Sambil mencengkeramkan kukunya, Kekuasaan Asing itu mengeruk kekayaan Kami, Mengikis Kepribadian Kami, dan Menindas Putra-Putri Bangsa yang besar, yang telah di kenal mampu melukis, memahat, mengarang musik, dan Menciptakan Tari selama Berabad-abad. Kami tidak lagi dikenal oleh dunia luar, Kecuali oleh Pemeras-pemeras dari Barat yang Mencari harta di Indonesia.

Akibat dari Imperialisme benar-benar Dahsyat. Orang-orang lelaki direnggut dari rumahnya dan di paksa menjadi budak di pulau-pulau sebrang, yang kekurangan tenaga manusia.
Kaum perempuan dipaksa bekerja di kebun nila dan harus terus bekerja keras, sekalipun mereka melahirkan selagi produksi berlangsung.

TEMPE adalah sejenis makanan yang lunak dan murah terbuat dari kacang kedele yang di beri ragi.
NEGERI TEMPE Berarti Negeri Lemah.
Seperti itulah kami jadinya.
Kami terus-menerus dikatakan sebagai bangsa yang memiliki otak seperti KAPAS.
KAMI menjadi PENGECUT, TAKUT, TUNDUK, JUGA TAKUT BERDIRI, karena apapun yang kami lakukan di anggap SALAH.

KAMI menjadi ORANG yang LEMBEK seperti AGAR-AGAR dengan NYALI KECIL.

KAMI LEMAH seperti KATAK dan LEMBUT seperti KAPUK.
Kami menjadi suatu bangsa yang hanya dapat berbicara Pelan, “YA,TUAN”

Sifat RENDAH DIRI ORANG INDONESIA itu tidak bisa hilang Sampai Sekarang.

Ini yang membuatku Agak MARAH Saat ini.

Hinaan yang terus menerus di Pompakan oleh bangsa Asing terhadap kelemahan kami, membuat kami meyakininya. Menyakini bahwa KAU bangsa yang HINA dan BODOH merupakan senjata dari penjajah.

Imperialisme adalah Kumpulan Kekuatan Jahat yang kasat mata dan Yang Tidak.

Saat ini Mental-Mental Penjajah itu mengalir di dalam Bangsa dan Generasi Bangsa Indonesia Sendiri, Saling melemahkan, Saling Menghina, Saling Menjatuhkan Bahkan Saling memeras darah saudara sebangsanya Sendiri.

Masa Ini adalah masa kegelapan bagi Negara Indonesia, karena Penjajahan Asing, Perampok Asing, hingga pelemahan Asing terhadap Negeri tercinta ini bukan hanya oleh bangsa Asing tapi oleh Generasi Bangsa yang BERMENTAL TEMPE, PECUNDANG dan BERNYALI KECIL.

Di Momen HUT RI Ke-71 Tahun Ini Negara Kita di Ambang KEHANCURAN & MUSNAH.

Mental dan Jiwa Para Pemimpin dan Penghuninya dalam Keadaan LEMAH & SAKIT.

MARILAH BERSAMA-SAMA BANGKIT, MERAPATKAN BARISAN DAN MAJU MELAWAN IMPERIALISME DAN KOLONIALISME DALAM BENTUK APAPUN, SERTA BANGUN BANGSA INI DENGAN KEBERANIAN UNTUK TIDAK MENJADI PEMALAS, PECUNDANG & BERNYALI KECIL SERTA BERWATAK PENJAJAH.

Walaupun Kita Bangsa Tempe, Tapi Kita TIDAK Bermental Tempe.!!!

(Ardhi Morsse, 12 Agustus 2016)

“SOLUSI UNTUK MASALAH LOKAL – NASIONAL”

Diantaranya Sebagai berikut:

1. Fakta : Salah satu syarat Investasi Cina di Indonesia adalah dengan mengikutsertakan warga cina jadi tenaga kerja di Indonesia.

Masalah : Exodus warga cina ke Indonesia tidak hanya yang legal namun yang ilegal lebih banyak. Sehingga dapat mengganggu kedaulatan Indonesia dan memperburuk peluang warga negara Indonesia dalam meraih pekerjaan.

Solusi: Mahasiswa Bungkam.

2. Fakta : Balita membutuhkan Imunisasi dari Vaksin yang ada di Rumah sakit & Klinik.

Masalah : Banyaknya beredar Vaksin Palsu yang melibatkan Dokter dan perawat di rumah sakit serta menimbulkan banyak korban.

Solusi: Mahasiswa Bungkam.

3. Fakta: Akan di selenggarakan Pemilu serentak di Indonesia, dari KPU & Panwaslu menjaring kandidat PPK & Panwascam.

Masalah : Rekrutmen PPK & Panwascam banyak terjadi indikasi proses Negosiasi, sehingga dapat melahirkan Demokrasi yang syarat akan korupsi serta manipulasi.

Solusi: Mahasiswa Bungkam.

4. Fakta : Budaya Hendonis dan westernisasi yang di kampanyekan lewat sinetron dan film-film di indonesia mempengaruhi Pola pikir masyarakat Indonesia.

Masalah : Dampak adanya budaya westernisasi dalam program televisi banyak menimbulkan kejahatan Seksual anak di bawah umur. KPAI Indonesia seperti tidak bekerja.

Solusi: Mahasiswa Bungkam.

5. Fakta : Beberapa Bulan ini ada proses penerimaan siswa-siswi baru di tingkat SMP & SMA Negeri.

Masalah: Banyak warga yang mengeluh karena proses seleksi masuk sekolah Negeri tidak transparansi dan main sogok kepada guru dan kepala sekolah.

Solusi: Mahasiswa Bungkam.

6. Fakta : Setiap menjelang hari raya terjadi permainan ekonomi dari harga sembako dan harga daging sapi.

Masalah: Pemerintah puasa mengimpor Daging beku alasan harga murah dan memenuhi permintaan pasar.

*Di pasar tradisional banyak terdapat daging sapi di campur daging babi.

Solusi: Mahasiswa Bungkam.

Masih banyak permasalahan lokal dan Nasional saat ini yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan sosial masyarakat.
Namun kaum muda mahasiswa sudah tidak mampu menjadi pejuang dan harapan masyarakat.

Apakah ini awal dari kehancuran bangsa Indonesia?

Untuk apa mengaku mahasiswa jika Apatis terhadap lingkungan dan keadaan yang terjadi di sekitar kita.

Salam mahasiswa… Selamat menikmati tidur dan pesta.