Arsip untuk Oktober, 2012

Amerika tampaknya ingin lebih menampakkan dominasinya di Indonesia. . .!!!

Coba bayangkan Seorang pembunuh berdarah dingin meski memakai jas, berdasi, dengan tatanan rambut yang rapi, semerbak aroma parfum menyebar dari dirinya disertai wajah yang tersenyum, tetap tidak merubah hakikat bahwa dirinya seorang pembunuh berdarah dingin. 

Sama halnya saat ini banyak koruptor bahkan psikopat yang ketika tertangkap dan disidang berpenampilan yang perempuan menggunakan kerudung dan bercadar dan yang laki-laki memakai baju koko dan berpeci atau memakai stelan jas berdasi dan sangat rapi, tetap saja dia adalah seorang koruptor atau pembunuh. 

Justru penampilan itu sengaja dipilih agar orang yang melihatnya terkecoh dengan jati dirinya.  Jadi sekali lagi jangan sampai kita bisa dikelabuhi oleh penggunaan corak batik dan corak “keindonesiaan” lainnya itu. Meski semua itu kedubes AS itu tetap saja menjadi representasi negara penjajah yang membunuh puluhan ribu kaum muslimin dan meramok kekayaan mereka, tidak terkecuali kekayaan negeri ini.

Kedutaan Besar AS di Jakarta yang berlokasi di Jalan Medan Merdeka Selatan melakukan modernisasi kawasan. Langkah itu dilakukan dalam upaya meningkatkan pelayanan.

Gedung Kedutaan Besar ini sendiri akan tetap berada di lokasinya yang sekarang, yaitu di Jalan Medan Merdeka Selatan. Hal ini sebagai bagian dari keinginan Amerika Serikat untuk tetap melestarikan dan meningkatkan kedekatannya dengan kawasan alun-alun kota yang memiliki nilai sejarah dan budaya tinggi ini.

kita boleh terkecoh dengan dinyatakannya gedung itu nantinya akan menjadi gedung yang ramah lingkungan dan “hijau”.  Sebab meski begitu tetap tidak merubah bahwa AS adalah negara penyumbang emisi terbesar selain Cina.  Juga tidak merubah bahwa AS adalah satu-satunya negara yang melepaskan dua bom atom di Hiroshima dan Nagasaki.  Juga tidak merubah bahwa AS termasuk perusahaan-perusahaannya merupakan salah satu negara yang paling banyak menyebabkan kerusakan di muka bumi.

Proyek senilai $450 juta ini juga akan membuka lapangan perkerjaan baik di Amerika Serikat maupun di Indonesia. Proses pembangunan ini direncanakan akan berlangsung selama lima tahun dan akan melibatkan lebih dari 5.000 pekerja dari Indonesia. Proyek ini dijadwalkan rampung tahun 2017.

Kedutaan Besar baru di Jakarta ini akan menggunakan standar tertinggi dalam hal rancangan, tata ruang dan keramahan lingkungan, selain untuk mendukung hubungan khusus antara AS dan Indonesia. Kompleks Kedutaan Besar ini dirancang untuk memberikan citra keterbukaan dan transparansi. Tim perancang proyek ini telah melakukan beberapa kali kunjungan ke Indonesia selama kurun lima tahun terakhir ini untuk meneliti mengenai arsitektur, rancangan, dan budaya Indonesia, serta berkonsultasi dengan para ahli-ahli di Indonesia agar dapat memasukkan elemen-elemen budaya ke dalam rancangan tersebut. Dalam rancangan yang inovatif ini, dinding-dinding kaca akan menggantikan dinding-dinding batu yang biasanya digunakan oleh Kedutaan-Kedutaan Besar AS.

Dinding pelindung matahari dan dinding penutup yang mengitari gedung ini terinspirasi dari desain tekstil yang sangat dipengaruhi oleh tradisi-tradisi kuat dalam seni dan budaya Indonesia. Tekstur-tekstur serta pola-pola tersebut diambil dari budaya Indonesia untuk dijalin kedalam satu tema dengan rancangan tata ruang dan interior  sehingga memberikan gedung ini sebuah atmosfir yang mudah dikenal, ramah dan nyaman bagi para pengunjung Kedutaan.

Kompleks yang terdiri dari beberapa bangunan ini akan digunakan oleh para staf Kedutaan Besar AS dan Misi AS untuk ASEAN dengan ruang kerja seluas 36.000 meter persegi. Rencana gedung ini akan meliputi gedung utama dengan 10 lantai, gedung parkir, gedung-gedung penunjang, ruang tunggu konsuler, tiga pintu gerbang dan restorasi sebuah gedung bersejarah di kompleks ini. Sebagai salah satu bagian dari proyek ini, Amerika Serikat akan merelokasi dan merestorasi sebuah gedung bersejarah yang digunakan oleh delegasi Republik Indonesia selama negosiasinya dengan pihak Belanda tahun 1949.

Gedung ini memiliki nilai historis tinggi bagi Indonesia karena pernah menjadi kantor Perdana Menteri Sutan Sjahrir. Menurut Dubes Marciel, modernisasi kawasan kedubes ini menantang, karena meskipun pembangunan tengah berjalan, kegiatan kedubes harus tetap berjalan. Selain itu, pihak kedubes juga berusaha menegaskan atmosfir terbuka yang menjadi ciri kedubes sejak berdiri pada 1949.

“Meskipun jadi lebih terbuka, namun tetap ada pengamanan. Anda tentu saja tidak bisa melenggang bebas masuk ke dalam area kedutaan besar negara manapun tanpa adanya pengamanan,” ujar Dubes Marciel.

Apakah gedung ini ramah lingkungan? Dilapangan terbukti AS adalah negara penyumbang emisi terbesar selain Cina juga AS adalah satu-satunya negara yang melepaskan dua bom atom di Hiroshima dan Nagasaki. Termasuk perusahaan-perusahaannya merupakan salah satu negara yang paling banyak menyebabkan kerusakan di muka bumi seperti Freeport.

Gedung itu nantinya juga untuk menampung misi AS untuk ASEAN. Dengan mempekerjakan 5000 tenaga kerja dari Indonesia tidak bisa dianggap keuntungan bagi Indonesia, maka itu hanya sesaat dan sangat kecil jika dibandingkan dnegan kerugian dan ancaman ke depan yang harus dihadapi negeri ini.

Kedutaan AS di manapun juga menjalankan fungsi intelijen.  Bahkan fungis ini termasuk salah satu fungsi utama.  Sejumlah kawat diplomatik yang dibongkar oleh wikileaks berisi tentang berbagai informasi tentang neagra tuan rumah termasuk kawat diplomatik dari kedubes dan konsul AS di Indonesia hanya menegaskan berjalannya fungsi itu.  Karena itu, kedubes AS sebenarnya juga menjadi “markas” intelijen  AS di setiap negara tuan rumah.

Tak jarang juga menjalankan peran intervensi dan kontrol.  Dubes AS bisa jadi tak ubahnya seorang gubernur jenderal yang seara riil mengontrol dan memerintah negeri dimana dia ditugaskan.  Karena itu makin besar kedutaan itu hanya menjadi sinyal makin besarnya semua peran dan fungsi itu dijalankan terhadap negara tuan rumah.

Belajar Dari Kedubes AS di Irak dan Pakistan

Gedung kedubes AS di Jakarta, pembangunannya direncanakan menghabiskan dana USD 450 juta (sekitar Rp 4,2 triliun).  Gedung utamanya nantinya akan memiliki luas 36.000 meter persegi atau 3,6 ha.  Bangunan sebesar itu tentu bisa menampung ribuan personel.  Dengan ukuran sebesar itu, nanti kedubes AS di Jakarta akan menjadi kedubes AS terbesar ketiga di dunia setelah kedubes AS di Irak dan Pakistan.

Kedubes AS di Irak

Kedubes AS di Irak berada di jantung kota Baghdad, dibuka pada Januari 2009 menempati area seluas 104 acre atau sekitar 42,087 ha.  Luas itu sama dengan enam kali laus gedung PBB di New York, 80 kali luas lapangan  bola, hampir setengah luas Kebun Raya Bogor dan hampir sama luasnya dengan kota Vatikan.

Kedubes yang dibangun oleh kontraktor asal Kuwait, First Kuwaiti Trading & Contracting, menelan biaya sekitar USD 750 juta – USD 1 miliar.  Kompleks yang ada di tepian sungai Tigris itu terdiri dari 21 bangunan lengkap layaknya sebuah kota kecil, memiliki pasukan pertahanan, memiliki sumber tenaga dan air sendiri, dilengkapi berbagai sarana termasuk saran kesehatan, tempat belanja, gym, theater, pub, sarana olah raga, sampai kolam renang standar olimpiade.

Kompleks sebesar itu bisa menampung 16.000 personel baik sipil maupun militer.  Di dalamnya sebanyak 2000 orang diplomat berkantor.  Juga didukung oleh ribuan marinir, dan personel sipil.  Sejak proses pembangunannya sudah melibatkan militer dan FBI.  Juru Bicara Departemen Justin Higgins pada saat pembangunannya mencatat bahwa sejumlah besar non diplomat bekerja dalam misi pembangunan -ratusan personel militer, lusinan agen FBI, disamping perwakilan dari Departemen Pertanian, Perdagangan dan departmen AS lainnya.

Dalam laporan Komisi Hubungan Luar Negeri Senat AS disebutkan, bahwa kedubes AS di Baghdad akan memiliki sumur air, pembangkit listrik dan fasilitas pengolahan limbah. Sistem akan 100 persen mandiri dalam hal fasilitas kota.   Dalam hal keamanan disebutkan, bahwa keamanan akan dijaga oleh marinir AS, dengan perimeter area tidak bisa kembali, dengan struktur yang 2,5 kali standar, lima pntu masuk berkeamanan tinggi ditambah pintu masuk dan pintu keluar darurat (The Associated Press, 14 April  2006).  Pada Februari 2012, akibat tekanan defisit, pemerintah AS memangka sjumlah personel di kedubes AS di Baghdad menjadi sekitar setengahnya saja.

Kedubes AS di Pakistan

Kedubes AS di Pakistan berada di jantung kota Islamabad.  Mulai dibangun tahun 2009 menempati area seluas 7,2 ha.  Direncanakan pembangunannya menghabiskan biaya USD 1 miliar.  Kedubes AS di Pakistan ini akan menjadi kedubes AS terbesar kedua setelah kedubes AS di Irak.

Kedubes bisa akan bisa menampung ribuan personel.  Pada tahun 2009, AS menambah 1000 orang personel sebagai tambahan terhadap 750 personel yang sudah ada.  Asia The Dawn harian berbahasa Inggris di Pakistan menyebutkan bahwa, “apa yang kellihatan untuk lebih diwaspadai adalah staff tambahan itu mencakup 350 orang marinir AS.  Disamping itu, Pejabat Amerika menekan Islamabad untukmengijinkan import ratusan kendaraan tempur pengangkut pasukan milik Dyncorp -kontraktor keamanan AS. Dengan deskripsi seperti itu tak heran Asia Times menyebut kedubes AS di Pakistan tiu layaknya pangkalan militer dalam bentuk kedubes.

Melihat kedua kedubes AS terbesar itu ternyata keduanya juga dijadikan “makas” militer AS.  Maka gedung kedubes yang akan dibangun nanti dengan luas bangunan utama 3,6 ha itu yang jelas akan berfungsi sebagai “markas” intelijen yang mengumpulkan berbaga informasi yang berguna bagi kepentingan AS.  Selain itu, bukan mustahil pula akan menjadi semacam “markas” kecil militer AS.  Hal itu mungkin saja, tanpa melihat seberapa besar kemungkinannya.  Apalagi untuk memasukkan peralatan yang diperlukan bisa berlindung pada stempel diplomatik sehingga tidak perlu ribet melalui pemeriksaan kepabeanan.

Keberadaan gedung baru kedubes AS nanti tidak mendatangkan manfaat dan keuntungan bagi negeri ini.  Sebaliknya, justru akan memperdalam intervensi dan mengokohkan penjajahan AS.  ”Pembangunan gedung kedubes AS yang baru itu harus ditolak,” ujar jubir HTI .

Gedung yang dibangun AS adalah berikut markas satuan pengaman laut Marine Security Guard Quarters (MSGQ) dengan embel-embel fasilitas rahasia dan personil keamanan yang diperlukan (Secret Facility and Personnel Security Clearances Required). Ini mengindikasikan secara jelas apa yang akan dibangun dari gedung 10 lantai ini. Dan gedung ini letaknya tidak jauh dari Istana Negara.

Hal ini dapat di lihat pada salinan kontrak rancang-bangun pembangunan kedutaan besar Amerika di Indonesia Department of State 2012 Design-Build Contract for US Embassy Jakarta, Indonesia .Project Description (Secret Facility and Personnel Security Clearances Required) SAQMMA-12-R0061, Jakarta, Indonesia NEC. The project will consist of design and construction services including a New Office Building (NOB) with attached Marine Security Guard Quarters (MSGQ).

Fungsi Kedubes AS

Fungsi utama dari setiap Kedubes AS adalah untuk melayani kepentingan pemerintah Amerika. Fungsi kedua adalah untuk melayani kepentingan warga Amerika (tetapi pemerintah selalu yang pertama). Terhadap warganya dan warga negara dimana kedutaan itu berada, Kedutaan berperan: memberikan dokumen, paspor, visa, dengan preferensi diberikan kepada warga negara AS. Kedutaan menerima sejulmah pendapatan atas  pelayanan yang diberikan dan itu bisa membantu untuk menutupi biaya mengelola kedutaan AS di seluruh dunia yang cukup mahal. Kedutaan juga berperann memeriksa niat jujur ​​dari orang yang berkunjung ke AS, untuk melindungi Amerika dengan menutup akses masuk ke AS bagi penjahat dan teroris.

Selain itu, fungsi penting juag mengumpulkan berbagai informasi apapun yang mungkin berguna bagi pemerintahnya, terutama informasi terkait negara dimana kedutaan itu berada.  Jadi kedutaan AS di manapun juga menjalankan fungsi intelijen.  Bahkan fungis ini termasuk salah satu fungsi utama.  Sejumlah kawat diplomatik yang dibongkar oleh wikileaks berisi tentang berbagai informasi tentang neagra tuan rumah termasuk kawat diplomatik dari kedubes dan konsul AS di Indonesia hanya menegaskan berjalannya fungsi itu.  Karena itu, kedubes AS sebenarnya juga menjadi “markas” intelijen  AS di setiap negara tuan rumah.

Kedutaan juga berfungsi memelihara hubungan dengan negara tuan rumah dan pihak-pihak di negara itu terutama penguasa, militer, pengusaha, intelektual dan sebagainya.  Kedutaan AS itu dipimpin oleh seorang duta besar yang mewakili pemerintah Amerika dan menyarankan keinginan AS kepada pemerintah negara tuan rumah di mana kedutaan itu berada, tentu saja tak terkecuali kepada pemerintah negeri ini.  Terhadap negara-negara bisa dikategorikan sebagia pengikut AS, keberadaan dubes dan kedubes AS seolah-olah seperti “gubernur jenderal” dan kantornya yang ditempatkan di negara jajahan. Selama ini banyak berita dan isu berseliweran betapa kuat berpengaruhnya kedubes AS termasuk di negeri ini terhadap pemerintah negara tuan rumah.

Agar dubes bisa memberika pelayanan terbaik bagi kepentingan AS, maka seorang dubes AS harus tetap dan terus diberi informasi lengkap tentang rahasia dan kebijakan pemerintah AS secara terup-date terus menerus.  Hal itu dicapai menggunakan komunikasi yang tersandikan dan menggunakan jalur diplomatik yang aman.

Kedutaan besar seperti miniatur bangsa (sebagai representasiya), dan harus sepenuhnya berfungsi. Kedutaan trutama kedutaan AS memiliki ‘tentara’ sendiri (bagian keamanan), bagian ekonomi/pemasaran, biro perjalanan, dll.

Sebagai miniatur bangsa, area yang ada di dalam area kedutaan secara konvensi dianggap sebagia wilayah negara tersebut.  Di dalamnya berlaku kedaulatan hukum negara itu dan tidak (speenuhnya) tunduk kepada yurisdiksi hukum negara tuan rumah.   Staf diplomatik memiliki kekebalan hukum di negara tuan rumah.  Kiriman-kiriman berstempel diplomatik juga memiliki kekebalan hukum sehingga tidak melalui pengecekan kepabeanan.

Jadi kedutaan AS itu di manapun yang pasti juga menjalankan peran intelijen. Tak jarang juga menjalankan peran intervensi dan kontrol.  Dubes AS bisa jadi tak ubahnya seorang gubernur jenderal yang seara riil mengontrol dan memerintah negeri dimana dia ditugaskan.  Karena itu makin besar kedutaan itu hanya menjadi sinyal makin besarnya semua peran dan fungsi itu dijalankan terhadap negara tuan rumah.

Banyak pertanyaan muncul terkait pembangunan gedung kedubes yang demikian besar tersebut. Pada saat yang hampir bersamaan Amerika membuka pangkalan militer di Darwin, Australia. Sejak dibuka akhir tahun lalu, mulai Mei 2012 pangkalan militer itu telah diisi. Saat ini ada 250 anggota marinir AS di sana. Dan jumlah itu terus bertambah hingga 2016 nanti sampai mencapai 2.500 personel. Pangkalan militer AS di Darwin ini letaknya tak jauh dari Indonesia. Bila ditarik garis dari Nusa Tenggara Timur (NTT), jaraknya hanya 800 km.

Bahkan belakangan diketahui tentara Amerika telah masuk ke wilayah Indonesia, khususnya di Papua. Memang mereka tak menggunakan baju militernya, tapi dengan berbagai misi baik sebagai tenaga ahli dan sebagainya. Hanya saja, pemerintah Indonesia tak berkutik menghadapi intervensi asing yang masuk dengan membawa bendera Freeport tersebut.

Di Jakarta sendiri, selama ini Amerika telah menempatkan instalasi militernya yakni Navy Medical Reseach Unit 2 (Namru-2). Instalasi yang sempat ditutup oleh Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari itu beroperasi kembali ketika Menkes dipegang oleh Endang Sri Sedyaningsih.  Di gedung yang berada di kompleks Kementerian Kesehatan Jl Percetakan Negara itulah Namru-2 yang dikomandoi oleh seorang kolonel angkatan laut AS beroperasi tanpa kendali pemerintah Indonesia.

Wajar jika ada beberapa kalangan mengkhawatirkan  pembangunan gedung kedubes AS yang begitu besar. Bukan tidak mungkin, gedung yang bisa menampung ribuan orang itu akan berubah fungsi demi kepentingan militer, selain kepentingan intelijen yang selama ini sudah berjalan.

Pengamat hubungan internasional Budi Mulyana menilai, gedung baru Kedubes AS itu bukan sekadar pembangunan kedubes . “Tetapi markas militer!”.