“MEGA PROYEK PUNYA SIAPA DAN UNTUK SIAPA?”

Posted: September 4, 2020 in Morsse Reformis

Masyarakat melakukan perlawanan, namun yang di lawan pemerintah daerah, kepolisian Daerah dan TNI yang bertugas di daerah yang terdampak pembangunan tersebut.

Dibeberapa Wilayah banyak masyarakat nangis dan menjerit karena kehilangan kampung halaman akibat pembangunan Tol dan Jalan Kereta Cepat.

Beruntung ada yang dapat ganti rugi, dan yang kurang beruntung tidak dapat apapun karena alasan ini dan itu.

Dampak Sosial yang diakibatkan Mega proyek Masyarakat Terbelah karena ada yang di untungkan ada pula yang di rugikan dengan berbagai dalih dan alasan.

-Masyarakat dan Pemerintah daerah, juga aparat (TNI – Polri), yang bertugas di lokasi terdampak seperti sengaja di Adu domba, karena setiap akan ada penggusuran demi mega proyek, maka banyak perlawanan dan unjuk rasa dari kelompok masyarakat melawan pemerintah daerah dan aparat setempat yang tidak jarang menimbulkan korban jiwa.

-Kepercayaan Masyarakat terhadap pemerintah daerah dan Aparat baik kepolisian dan TNI menurun, karena mereka menilai bahwa pemerintah daerah dan Aparat menzolimi atau Menindas mereka secara sewenang-wenang.

-Hilangnya jiwa nasionalisme dan Patriotisme masyarakat karena masyarakat merasa tidak lagi di lindungi pemerintah atau negara.

-Masyarakat bukan hanya kehilangan tempat tinggal atau kampung halaman tapi juga pesimis dalam menghadapi masa depan, karena mereka menilai pemerintah bukan memberikan solusi terhadap kesulitan masyarakat namun malah menjadi bencana penderitaan masyarakat.

Pertanyaannya:
Pembangunan Tol atau jalan kereta itu proyek siapa untuk siapa?,
Dan apakah warga yang kehilangan kampung halamannya mendapatkan keuntungan dan ikut menikmati pembangunan proyek tersebut?

Apakah pemerintah daerah, kepolisian dan TNI yang bertugas di daerah terdampak ketika di lawan dan di demo dapat menyelamatkan atau melindungi warga yang kehilangan kampung halamannya?

Ingat!!!
itu mega proyek pusat yang bekerja sama dengan para cukong dan investor China, jadi apapun printah pusat tidak akan ada yang bisa menghalangi walaupun berakibat buruk atau negatif terhadap wilayah dan psikologis masyarakat.
Karena pemerintah pusat hanya mementingkan apa yang dapat menguntungkan mereka dan menguntungkan para cukong/pengusaha yang mendorong mereka.

Jadi harusnya,
Masyarakat Bersatu menggugat pemerintah pusat dengan tuntutan atau penolakan, melalui demo/unjuk rasa, karena pemerintah pusatlah sumber bencana kemanusiaan saat ini yang harus bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan, perpecahan, Kemiskinan, konflik masyarakat dengan pemerintah dan Aparat daerah, serta kehancuran sendi – sendi kehidupan.

Pemerintah Pusat:

Begitu ada yang bertanya kepada pemerintah pusat terkait banyaknya masyarakat yang menjerit, melakukan perlawanan dengan penuh kebencian terhadap pemerintah dan Aparat daerah karena mereka merasa tertindas dengan adanya mega proyek tersebut, maka pemerintah pusat sambil nyengir akan menjawab,
“Kok nanya saya semua, itu bukan urusan saya, itu mentri ini dan itu, sy ndak tahu, yang penting harus ada percepatan. Salut 👌🇮🇩😂

Selasa 1 September 2020. Pukul 01.30 Wib. Ketika baru pulang dari ngopi di pinggir bangunan mega proyek tol bandara.

Tinggalkan komentar