“Gerakan Intelektual VS Anjing Kurap”

Posted: April 6, 2013 in Renungan Sang Pembaharu

Gerakan Intelektual Islam dari Sang Reformis

Di Hari Libur, Sangat indah menikmati waktu istirahat Bersama segelas kopi hitam dan sebatang rokok yang baru saja ku bakar, dan hal inilah yang dapat membuatku Menghayalkan sebuah Kisah Perjuangan Hidup, , ,

Begini Kisahnya,,,

“Di zaman dahulu kala terdapatlah makhluk yang bernama KEBUDAYAAN BARAT.
Pada masa itu tak ada barang di muka bumi ini yang dikutuk orang melebihi kebudayaan barat sehingga ia dianggap sedikit saja lebih baik dari ANJING KURAP.Kesatria Salib
Pada masa itu pula tak ada sesuatu pun dalam kehidupan yang DIPUJA orang melebihi KEBUDAYAAN BARAT sehingga TERKADANG IA MELEBIHI TUHAN.”

Kaum Muslim pada waktu itu sedang mencapai puncak semangatnya untuk memperjuangkan agamanya, menemukan identitas dan bentukan kebudayaannya sendiri, Maka dipandanglah KEBUDAYAAN BARAT itu oleh mereka Dengan Penuh Rasa Najis, serta Dipakailah Barang-Barang Kebudayaan Barat itu Dengan Penuh Rasa Sayang Dan Kebanggan.

Pada waktu itu Kaum Muslim mempertentangkan ISLAM dengan KEBUDAYAAN BARAT seperti Mempertentangkan Cahaya dengan Kegelapan atau Malaikat dengan Setan.

Padahal sampai batas tertentu, para pelaku KEBUDAYAAN BARAT itu sendirilah yang dengan ketekunan amat tinggi MELAKSANAKAN AJARAN ISLAM.

Tak ada yang melebihi mereka dalam melaksanakan kewajiban IQRA’, meskipun kemudian disusul oleh sebagian bangsa-bangsa tetangganya.

Tak ada yang melebihi mereka dalam kesungguhan Menggali Rahasia Ilmu dan Mengungkap Kemampuan-Kemampuan Alam. Para Raja & Ratu Kebudayaan Barat dan KesatrianyaMereka telah membawa seluruh umat manusia memasuki keajaiban demi keajaiban. Mereka mengantarkan manusia untuk mencapai jarak tertentu dalam waktu satu jam sesudah pada abad sebelumnya mereka memerlukan perjalanan berbulan-bulan lamanya. Mereka mempersembahkan kepada telinga dan mata manusia berita dan pemandangan dari balik dunia yang berlangsung saat itu juga. Mereka telah memberi suluh kepada pengetahuan manusia untuk mengetahui yang lebih besar dari galaksi serta yang sejuta kali lebih lembut dari debu.

Akhirnya timbul sebuah Pertanyaan,,,

“Apakah Mereka Dimuliakan Allah ?,”Memerangi Indonesia

Jawabanya pasti “Benar”,,,

Namun, Apabila mereka meletakkan hasil IQRA’ itu di dalam kerangka Bismi Rabbika-Lladzi Khalaq, & Seandainya saja mereka mempersembahkan ilmu dan teknologi itu untuk menciptakan tata hidup yang menyembah Allah, Serta Seandainya saja Mereka merekayasa kedahsyatan itu tidak untuk penekanan dalam Politik, Pemerasan Dalam Ekonomi, Sakit Jiwa Dalam Kebudayaan, serta Kemudian Kebuntuan Dan Keterpencilan Dalam Peradaban.”

“Jadi, rupanya Apa yang mereka lakukan?”

Hasil dari fakta yang ada, perangMereka Memelihara peperangan, mendirikan berhala yang tak mereka ketahui sebagai berhala, menumpuk barang-barang yang sesungguhnya tak mereka perlukan, pura-pura menyembah tuhan dan bersenggama dengan binatang.”

“Anjing Kurap,,,!!!” Demikian sebagian dari Kaum Muslim, memaki-maki Mereka, tapi kebanyakan dari Kaum Muslim itu bergabung menjadi pelaku dari pembangunan yang mengarah kepada kebudayaan yang semacam itu.”

Mereka Itulah yang saat ini sering kita disebut “Munafik !!!”sex bebas

Tidak jauh berbeda bahwa seperti kita inilah sebagian dari Kaum Muslim di masa itu. Dari sekian cakrawala ilmu anugerah Allah Kita hanya mengembangkan satu saja, yakni Kemampuan Untuk Mengutuk Dan Menghardik.

“Tetapi kemudian karena tak ada sesuatu pun yang berubah oleh kutukan dan hardikan, maka para kaum muslimin itupun pergi memencilkan diri:

Melarikan diri ke dalam hutan sunyi, mendirikan kampung-kampung sendiri – di pelosok belantara atau di dalam relung kejiwaan mereka sendiri.

Mereka menjadi bala tentara yang lari terbirit-birit meninggalkan medan untuk menciptakan dunianya sendiri.

Mereka ini mungkin kita pandang Kerdil,

tetapi sesungguhnya itu masih lebih baik dibandingkan kebanyakan orang lain yang selalu berteriak sinis ‘Kalian sok suci!’ atau ‘Kami tak mau munafik!’

Sementara yang mereka lakukan sungguh-sungguh adalah Kekufuran Perilaku Dan Pilihan.penjajah

Namun demikian tetaplah Allah Mahabesar dan Maha adil, karena tetap pula di antara kedua kaum itu dikehendakiNya hamba-hamba yang mencoba Merintis Perlawanan di tengah medan perang.

Mereka menatap ketertinggalan mereka dengan mata jernih.

Mereka Ber-IQRA’, Membaca Keadaan, Menggali dan Mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Kesanggupan Mengolah Sejarah, sambil diletakkannya semua itu dalam Bismi Rabbi. Ilmu Ditimba Dengan Kesadaran Dan Ketakjuban Ilahiah. Teknologi Ditaruh Sebagai Batu-Bata Kebudayaan Yang Bersujud Kepada Allah.”

buku-jendela-dunia“Maka lahirlah makhluk baru di dalam diri Kaum Muslim, yaitu “Gerakan intelektual. Orang dari luar menyebutnya Intelektualisme-Transendental, Intelektualisme-Religius, atau GERAKAN INTELEKTUAL ISLAM meskipun Kaum Muslim sendiri menyebutnya Gerakan Intelektual  itu saja – sebab Intelektualitas dan Intelektualisme Islam pastilah Religius dan Transendental.

“Itu IQRA’ namanya. Gerakan IQRA’, yang ketika sesudah dilakukan oleh Muhammad dan kemudian para ilmuwan Islam, Akhirnya kita ketahui Menjadi Sumber Pengembangan KEBUDAYAAN BARAT.”Buku Jendela Dunia copy

“Akan tetapi mereka, Kaum Muslim itu, – kata Tuhan – adalah orang-orang yang berselimut. Mudatstsirun.

Orang-orang yang hidupnya diselimuti oleh berbagai kekuatan tak Bismi Rabbi dari luar dan dari dalam diri mereka sendiri.

Selimut itu membuat tubuh mereka terbungkus dan tak leluasa, membuat kaki dan tangan mereka sukar bergerak, serta membuat hidung mereka tak bisa bernafas dengan lega.”

“Kepada manusia dalam keadaan terselimut itulah Allah berfirman QUM! Berdirilah.
Tegaklah. Mandirilah. Lepaskan diri dari ketergantungan dan ketertindihan.
Untuk tiba ke tahap mandiri, seseorang harus keluar terlebih dahulu dari selimut. Ia tak akan bisa berdiri sendiri bila terus saja membiarkan diri terbungkus kaki tangannya serta terbungkam mulutnya.”

LawanFirman berikutnya adalah Fa-Andzir! Berilah Peringatan. Lontarkan Kritik, Teguran, Saran, Anjuran. Ciptakan kekuatan untuk mengontrol segala sesuatu yang wajib dikontrol.Kita

Tapi Harus Ingat…!!! Syarat untuk sanggup memberi peringatan ialah Kemampuan Untuk MANDIRI. Syarat Untuk Mandiri ialah Terlebih Dahulu Keluar Dari Selimut.
Namun pada masa itu, betapa banyak nenek moyang kita yang tak memperhatikan syarat ini. Mereka melawan kekuasaan padahal belum bisa berdiri tegak. Mereka mencoba berdiri padahal masih terbungkus dalam selimut … “.

============================================>>>>>>>>
Tanpa aku sadari Aku tertawa sendiri dan menghisap Rokok yang Apinya mati,,,!!!
Akhirnya aku Sadar kembali, Ternyata Kisah dalam renungan kesendirian ini adalah sebuah kisah yang berasal dari buku-buku kuliahku, yang baru saja aku baca tadi malam”  Hahahahahaha….hahahahhahaa….hahahaha…..                                                                  ***EAN***

Tinggalkan komentar